Jumat, 27 November 2009

Kasih Itu Pribadi

Kasih ... Apa sih kasih itu? Lima huruf yang mudah disebut namun perlu pengalaman panjang untuk dapat mendefinisikannya. Banyak orang mendebat arti kata ini. Ada yang bilang kasih itu perasaan, ada yang bilang kasih itu perasaan cinta, bahkan ada yang bilang kasih itu omong kosong. Beberapa orang mencari sampai ke luar negeri, sebagian mencari dengan berdiam diri, namun hanya segelintir orang yang menemukan artinya.

Kalo mau dicari apa arti kata kasih, mungkin nasib kita nggak akan jauh dengan sebagian orang yang sampai detik ini mungkin masih mencari tahu apa artinya. Kasih itu bukan sesuatu yang harus dicari, karena memang nggak bisa dicari di mana pun. Kasih itu lebih seperti sebuah pribadi yang harus diusahakan kalo ingin mendapatkannya secara utuh. Nggak perlu berjalan terlalu jauh untuk menemukan kasih. Dia tersimpan rapih di dalam hati setiap manusia. Tuhan taruh itu dalam hati kita. Namun, seringkali manusia hidup nggak peduli dengan kasih. Mereka lebih senang hidup dengan berbagai macam emosinya. Yang beberapa emosi mereka sering di sebut sebagai kasih, padahal bukan.

Emang apa yang membedakan itu kasih atau bukan?

Menjawab pertanyaan ini nggak semudah menanyakan pertanyaan itu sendiri. Yang jelas, kasih nggak bisa dimiliki dalam semalam. Tentu berbeda dengan marah, yang dalam sedetik bisa keluar begitu aja. Malah terkadang, keluar tanpa peduli kiri atau kanan. Bahkan mungkin marah keluar di saat kita sendiri tidak menginginkan. Atau, rasa takut, yang bisa menghantui kita dalam sekejab dan datang seperti pencuri di tengah malam. Kasih juga tidak seperti cinta, yang kadang cepat datang dan cepat juga pergi. Kasih itu harus dipelihara, layaknya seseorang memelihara anak. Kasih harus diasuh dari hari ke hari. Karena kasih nggak bisa datang dalam waktu sekejab saja. Saat seseorang mendapatkan kasih, dia harus belajar menggunakan kasih itu. Bawa kasih melewati berbagai kondisi dan situasi. Ajak kasih ke tempat tertinggi dalam hidup kita. Sampai akhirnya kasih itu menjadi dewasa dan nggak terpenjara dengan berbagai situasi kondisi dan emosi lain. Hal ini bukan semata-mata mematikan emosi lainnya. Tapi, bila kita sanggup menaruh kasih di atas segala sesuatu, kita akan melihat dunia lebih indah dan penuh warna.

Nah, terus gimana cara mendapatkan kasih?

Pertanyaan ini akhirnya sampai juga. Lebih pendek dari pertanyaan sebelumnya, namun jawabannya lebih susah. Seperti kita tau, kasih itu sebenernya ada di dalam hati manusia. Setiap orang, baik atau jahat, cacat atau tidak, teroris atau tokoh terkemuka, kaya atau miskin, putih atau hitam, bodoh atau pintar, cerdas atau licik, semua memiliki kasih. Sebenernya kasih itu nggak perlu didapatkan. Karena dia akan keluar dengan sendiri, baik kita undang atau tidak, kita inginkan atau tidak. Kasih akan mengalir deras justru di saat segala sesuatu menjadi semakin buruk atau tak terkendali. Di saat segala sesuatu tidak seperti yang kita harapkan. Saat itulah biasanya ada bisikan kecil jauh di dalam hati kita, yang bila kita mau duduk diam dan beri sedikit waktu dan telinga kita untuk mendengar, akan ada pribadi yang terus mendengungkan tentang hal yang seharusnya kita lakukan. Dengarkanlah suara kecil itu dan ikuti. Jangan abaikan pribadi itu. Kalo kita abaikan, nasib kita nggak akan jauh seperti orang yang mencari kasih sampai ke luar negeri atau berniat ingin membeli kasih yang harganya tidak pernah ada itu.

Lucu memang mengatakan kasih itu seperti sebuah pribadi. Dan, rasanya sangat aneh bila kasih itu disebut sebagai pribadi yang hidup. Namun itulah kenyataannya. Itulah kasih.


***Kasih yang sejati muncul dari relung hati
Yang tak pernah selalu meminta namun selalu membagi
Kasih yang sejati datang dari dasar jiwa
Yang tak pernah selalu menuntut namun selalu memberi***

http://www.facebook.com/group.php?gid=89995324881

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya... :)