Sabtu, 25 Desember 2010

Ibu, Wanita Istimewa ( 1 Tesalonika 2:7 ; 1 Timotius 5:4)

Ibu saya, Irene melahirkan delapan orang anak dalam waktu dua belas Tahun.saya adalah anak ketujuh dan merupakan anak perempuan yang terakhir. Ibu tinggal dirumah dan membesarkan anak-anak,hingga saya duduk di bangku TK dan bisa berangkat sekolah sendiri. Sesudah itu,ia mulai bekerja di luar rumah. Ia setia merawat dan membesarkan kami menjadi anak-anak yang mandiri. Ibu bekerja sebagai pengelola perpustakaan di SD dimana saya belajar, juga di sebuah SMP sebagai asisten guru.Ibu disukai oleh anak-anak dan para staf, karena ia suka melakukan banyak hal yang akan membuat orang merasa dikasihi dan diperhatikan.
Ibu adalah wanita yang pandai masak dan jago membuat kue.ia mengikuti kursus membuat kue,sehingga kami anak-anak bisa menikmati kue-kue lezat dengan sukacita. Tak pernah sekalipun ia protes ketika harus menghabiskan separuh harinya untuk membuatkan saya boneka yang indah,ia juga setia membacakan cerita. Sambil duduk di pangkuannya ia menyisir rambut saya, ia menjadi pelindung,penyemangat dan membuat saya merasa nyaman berada di sisinya.
Terkadang saya bertanya mengapa Tuhan mengizinkan suatu penyakit merusak ingatan dan emosi Ibu, sebelum ia dengan ingatan yang normal bisa melihat saya menjadi wanita dewasa dan menyaksikan cucu-cucunya bertumbuh? Mengapa ibu harus mengidap penyakit alzheimer yang telah membuat saya merasa sangat jauh darinya? Ibu tidak lagi mengenal saya dan pengalaman ini begitu menyedihkan. Ya, sangat sedih rasanya melihat wanita yang begitu sayang dan peduli saya, namun kini saya menjadi orang yang asing bagi Ibu.
Setiap kita mempunyai cerita yang berbeda tentang ibu kita masing-masing, wanita yang telah melahirkan dan yang telah membesarkan kita. Sejenak mari kita mengingat lagi perjuangan seorang ibu untuk membesarkan anak-anaknya. Ia bangun pada waktu subuh untuk menyediakan makanan bagi kita,ia mencuci pakaian dan menyediakan semua keperluan kita ketika kita hendak pergi ke sekolah. Terkadang ia harus berteduh di bawah pohon rindang di sekolah, sambil sesekali melongok ke kelas untuk memastikan bahwa anaknya baik-baik saja. Ia mengajari kita menjadi anak yang mandiri dan bermartabat, ia menjahitkan pakaian dan membuatkan kue di hari natal, ia merangkul dan membenamkan kepala kita ke dadanya, ketika kita menangis.
Sungguh,seorang Ibu adalah wanita spesial yang dikaruniakan Tuhan. Tak dapat kita membandingkannya dengan wanita lain manapun.
"Kita dapat merasakan sentuhan Kasih Tuhan disetiap sentuhan Kasih Ibu"
Selamat hari Ibu, untuk semua Ibu dan semua wanita yang akan menjadi seorang Ibu....
Tuhan memberkati....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya... :)